Fisioterapi pada cerebral palsy
03.55 |
Apakah Cerebral Palsy / CP ?
n Merupakan kumpulan
gejala/syndrome
n Gangguan/disfungsi
neuromuscular : posisi/gerakan
n Disertai/tidak
MR, gangguan penglihatan, pendengaran
n Keruakan otak immature :
cerebellum, ganglia basalis, cortex cerebri
n Non progresif
Insiden :
1,5-5 per
1000 kelahiran hidup (atau 2-3 % per 100) pada otak immature
Etiologi :
1. Pre natal :
Infeksi TORCH, kelainan
plasenta/plasenta previa, hipertensi, toxic, perdarahan, anoxia/hypoxia,
cardiovascular
2. Natal :
Plasenta previa, bilirubin tinggi, pre matur (>>, < 1500 gr),
kelahiran lama, kelahiran bukan letak kepala/letak sungsang, kelahiran dengan
alat bantu/ekstraksi forcep
3. Post natal :
Trauma kepala, infeksi:
meningitis, encephalitis, diare, DHF, toxic, vascular accident
Patologi :
Hypoctie: ischemi
enchelophaty
Intracranial hemoraghe : sub
dural, intra cerebellum
Bilirubin encephalopathy
Kern icterus : (>16-18 mg/dl)
Gambaran klinis :
n Spastisitas
n Tonus
otot meningkat, reaksi meningkat, clonus
n Kontraktur
upper ekstremitas : fleksi siku, pronasi wrist, fleksi jari-jari, thumb-in
n Kontraktur
lower ekstremitas : adduksi hip, fleksi hip, plantar fleksi kaki, inverse
telapak kaki
n Koreo atetosis
n Involuntary movement
n à gangguan basal ganglia :
reaksi neonatal menetap, tonus meningkat. Patologi : asfiksia + icterus kern :
5-15 %
n Ataksia : gangguan
koordinasi
n Flaccid,
keseimbangan(-), jalan sangat lambat, kakuà
gangguan cerebellum 5 %
n Gangguan pendengaran
n 5-10 % à kelainan
n Gangguan bicara
n Disertai gangguan
pendengaran
n Sulit control otot-otot
mulut/oral motor
n Gangguan mata
n Strabismus konvergen
n Berat : katarak 25 %
Pemeriksaan khusus
Pemeriksaan
mata dan pendengaran (BERA)
Fungsi lumbal à proses degenerasi
EEGà kejang
Foto Ro, CT scan
Pemeriksaan psikologis
Pemeriksaan
metabolikàuntuk mengetahui penyebab lain
Pemeriksaan TORCH
Menurut tipe, CP dibagi menjadi :
1. CP Spastis : hemiplegi,
diplegia, tetraplegia,
paraplegia, triplegia
2. CP Diskinetik : distonia,
atetosis
3. CP Hipotonus : diplegik
atonik, hipotonia &
ataksia, hipotonia dan atetosis
4. CP Ataksia
5. CP Campuran : spastisitas
and ataksia,
spastisitas dan atetosis
Faktor resiko :
n Pre natal à Congenital malformation
Sosioeconomic factors
Maternal intrauterine
infections
Reproductive inefficiency
Toxic or teratogenic
agents
Maternal mental
retardation, seizures
Hyperthyroidism
Placenta complications
Multiple births
Abnormal trauma
n Neo natal :
n Prematury < 32 weeks
gestation
n BB lahir < 2500 gram
n Growth retardation
n Abnormal presentations
n Trauma
n Infection
n Bradicardia and hypoxia
n Seizures
n Hyperbilirubinemia
n Post natal :
n trauma
n infection
n intracranial hemorraghe
n coagulapathies
n Topographical :
n Monoplegia ;
One limb involved spasticity
(usually) patient should run to exclude
hemiplegia pattern
n Hemiplegia
Spastis upper and lower limb
on same side
n Paraplegia
Lower limb involvement only
rare in spastic type of cerebral palsy,
common in familial type
spasticity
n Diplegia
Minor involvement of upper
limbs (slight incoordination of finger movement)
major involvement of lower limbs spasticity
n Triplegia :
Three limbs involved
spasticity
n Quadriplegia or total body
involved :
Total body involvement (all
of four limbs, head neck & trunk)
spastic, athetoid and mixed
type
Masalah yang mungkin menyertai :
n RM : rata-rata pada CP
40 % MR berat & uneducable
40 % sedikit retardasi
20 % mungkin dalam rata-rata
normal
dapat mempengaruhi kemampuan
belajar
n Kejang/epilepsi
n Disabilitas penglihatan,
pendengaran,bicara, feeding
n Apraxia
n Emosional sosial/gangguan
behavior
Test prognosis lokomotor
(walking prognosis) à 7 test
Dianalisa setelah usia 12 bulan dan sebelum 4
tahun. Dan belum bisa jalan saat test. Follow up s/d usia 7 tahun
hasil : setelah usia 7 tahun)
STNR -: 0 point
Extensor thrust -: 0 point
Moro refleks -: 0 point
ATNR -: 0 point
Neck righting reflex -: 0
point
Parachute reflex +: 1 point
Foot placement reaction +: 1
point
Score :
0 prognosis baik (berjalan)
1 might walk
2 prognosis jelek
Kualitas berjalan : dapat berjalan minimal 15 menit
tanpa terjatuh
EQUILIBRIUM REACTION
n Standing equilibrium
reaction : à tentukan apakah anak memerlukan external support untuk berjalan
à Bila side to side (lateral)
baik
anterio – posterior kurang à crutches +
à Bila kurang untuk semua
arah à four legged walker +
à Bila side to side (lateral)
& anterior baik, posterior kurang à independent(tipe spastik
diplegik)
Goal Therapy CP :
Komunikasi :
n verbal
n non verbal
ADL
Mobilitas
Walking
Intervensi fisioterapi :
n Mencapai pola pergerakan à berdiri, jalan
Melalui :
n relaksasi otot
n meningkatkan koordinasi otot
n mengembangkan kontrol
volunter otot
n Mencegah deformitas dengan :
n daily pasif stretching
n postur yang baik
Dasar penatalaksanaan :
Sesuai dengan tingkat perkembangan neurologis anak (child
neurodevelopment level)
Misal :
BOBATH (NDT)
à menghambat menetapnya
reflek primitif dan postur yang abnormal
à mengontrol tonus
à
fasilitasi (dengan refleks keseimbangan) postur, pola pergerakan normal
PNF (Propioceptive Neuromusculer Fasilitation)
à
Brunstrom, Rood, Phelps
Berdasarkan pada exteroceptive sensory input untuk
modifikasi
motor output
Penting !! kooperatif penderita
Ortopedic Apliance (OP)
Tujuan :
n membantu mencegah terjadinya
deformitas
n mencegak rekurensi
deformitas
n membantu pergerakan/fungsi
misal : cast, brace (AFO, long leg brace)
alat bantu : adaptive à untuk duduk
mobility à untuk wheel chair
Intervensi ortopedi (k/p)
à koreksi fixed deformity à dengan stretch otot yang
kontraktur dalam anesthesi umum
à lalu pertahankan dengan
removable splint (bila berhasil)
Tipe operasi :
tendon lengthening
tendon transfer
arthrodesis dsb
Prognosis :
Untuk fungsi sekolah & integrasi sosial umumnya baik untuk spastik
diplegik/hemiplegik jika tidak disertai MR berat
Hemiplegik jalan à usia
15 bulan
Diplegik jalan à
rata-rata 24 bulan
Read User's Comments(0)
Definisi dan potensi fisioterapi
19.23 |
Label:
About phsioterapy
menurut kepmenkes 1363 Fisioterapi merupakan pelayanan kesehatan yang ditujukan kepada individu dan atau kelompok untuk mengembangkan, memelihara dan memulihkan gerak dan fungsi tubuh sepanjang daur kehidupan dengan menggunakan penanganan secara manual, peningkatan gerak, peralatan (fisik, elektroterapis dan mekanis), pelatihan fungsi komunikasi.
potensi lapangan pekerjaan fisioterapi sangatlah luas diantaranya RS Pemerintah dan Swasta, RS Khusus/Pendidikan, Klinik, Spa, Pusat Kesehatan/Olah Raga/Kebugaran, Yayasan. Lulusan juga disiapkan peluang untuk bekerja di berbagai rumah sakit luar negeri, selain itu lulusan fisioterapi juga dapat bekerja sebagai konsultan di perusahaan di bidang ergonomi.
Langganan:
Postingan (Atom)